Sering Dibilang Buruk Ternyata Kegiatan Melamun Yang Nggak Kita Sadari Banyak Manfaatnya, Ini Hasil Penelitiannya..

Posted on

J4ngan banyak-banyak melamun, nanti kesurupan, lo!” Begitulah komentar yang sering didengar jika ada seseorang tertangkap basah sedang melamun. Belum lagi, melamun kerap dikaitkan dengan perilaku malas dan stres berat.

Tak perlu merasa aneh atau bersalah jika Anda suka melamun sesekali. Dilansir Psychology Today, melamun ternyata memiliki manfaat tersendiri dalam meningkatkan kesehatan mental.

  • efek buruk melamun memantik penelitian baru

Adanya pandangan buruk terhadap melamun bukan tanpa sebab. Melamun memang bisa membuat perhatian dan fokus orang teralihkan sehingga orang tersebut cenderung lebih sering membuat kecerobohan. Bahkan kecerobohan yang membahayakan dirinya sendiri, seperti saat mengemudi.

Namun, terlepas dari semua bahaya potensial yang bisa dipicu oleh melamun, peneliti dari Georgia institute of Technology’s ingin membuktikan bahwa bagaimanapun, melamun itu ada manfaatnya.

Dari sudut pandang peneliti, melamun sebenarnya dapat didefinisikan sebagai stimulus independen. Saat melamun, isi pikiran bukanlah refleksi dari input sensorik atau berhubungan dengan hal-hal yang tengah Anda kerjakan saat itu, melainkan hal-hal yang lebih “fantastis” lagi.

Misalnya saja, Anda memenangkan lotre, menikah dengan sang idola, atau sekadar membayangkan masakan apa yang malam ini mesti Anda hidangkan untuk keluarga. Melamun juga dapat berkaitan dengan pekerjaan, seperti saat Anda mencoba merencanakan jadwal untuk hari itu dan lain sebagainya.

Para partisipan studi tersebut terdiri atas orang dewasa berusia 40 tahun, masih aktif bekerja, dan dari ragam etnis (Kaukasia, Amerika-Afrika, dan Asia). Mereka diminta untuk menjelaskan dengan kata-kata mereka sendiri tentang apa yang menyebabkan mereka sering melamun, apa yang sering mereka lamunkan, dan apa yang mereka rasakan setelah “sering berkelana”.

Hasilnya, didapatlah bahwa ada banyak faktor yang membuat mereka melamun, antara lain:

Yuk baca:  Sungguh Mengerikan !! Ternyata Kebiasaan Ini Yang Bikin Titi Menjadi Obesitas.. No 2 Mulai Banyak Dilakukan Wanita !
  1. Rasa sedih dan lelah
  2. Rasa bosan
  3. Respons langsung dari melihat sesuatu
  4. Pengembangan dari satu pikiran ke pikiran lain
  5. sekadar ingin “istirahat”
  • Berperan sebagai micro-break

Hasil tersebut kemudian diberikan kepada para partisipan untuk ditanggapi. Dari sudut pandang partisipan, melamun memang menguntungkan emosi serta meningkatkan kinerja mereka. Salah satu partisipan yang bekerja sebagai konsultan perangkat lunak mengatakan, melamun singkatnya itu bisa dijadikan sebagai waktu beristirahat setelah berjam-jam berkutat dengan pekerjaan. Setelah melamun, ia pun merasa lebih rileks.

Beberapa partisipan lainnya juga mengatakan bahwa produktivitas kerja mereka meningkat setelah melamun beberapa saat. Bahkan, peserta yang bekerja sebagai administrator keuangan membuat kesalahan lebih sedikit setelah melamun. Katanya, karena dia jemu dengan pekerjaan itu, melamun dapat menjadi pelarian menyehatkan tersimpel yang bisa mengatasi kebosanan tersebut.

Tak banyak yang bisa mereka atur di dunia nyata tempat mereka bekerja, tetapi di dalam lamunan, mereka bisa menata segalanya sesuai keinginan mereka dan itu tentu menjadi pengalihan yang menyenangkan. Dengan demikian, peneliti berkesimpulan bahwa melamun bermanfaat sebagai micro-break, khususnya bagi para pekerja yang memiliki tuntutan berat.

Melamun memungkinkan seseorang untuk melepaskan diri dari segala beban, termasuk pekerjaan. Mereka yang melamun bisa menjadi lebih rileks tanpa harus menunggu waktu yang panjang untuk mengistirahatkan diri, dan tentunya kemungkinan untuk terkena stres berat menjadi makin kecil.

Ya, tak mengapa bila sesekali Anda melamun untuk mengistirahatkan hati serta pikiran. Buatlah dunia kecil yang menyenangkan versi Anda sendiri. Namun ingat, hindari melamun pada kondisi-kondisi berisiko, seperti saat berkendara, berjalan di keramaian, melewati tempat-tempat yang sedang dibangun, dan saat meeting penting. Karena bukannya bermanfaat, itu justru bisa merugikan diri sendiri.