Sering Dikasih Obat Parasetamol, Anak ini harus transplantasi hati Begini takaran Dosis Yang Benar Menurut Dokter

Posted on

Ada seorang anak laki-laki berusia dua tahun harus melakukan transplantasi hati karena overdosis obat. Kejadian yang terjadi di Vietnam ini sebenarnya bisa dicegah apabila kedua orangtua dari anak tersebut lebih berhati-hati dan teliti dalam memberikan obat kepada anak.

Pada Awalnya, orangtua anak tersebut memberikan obat parasetamol untuk menurunkan demam.

Namun karena dosis yang diberikan terlalu banyak, anak tersebut harus dilarikan ke rumah sakit Phu Tho Town Vietnam karena tiba-tiba mengalami demam tinggi, detak jantung berdegup kencang, dan sulit bernapas setelah mengonsumsi obat tersebut.

  • Dampak overdosis obat pada anak

Setelah dibawa dan diperiksa di rumah sakit, anak laki-laki malang itu dinyatakan mengalami asidosi metabolik akibat keracunan parasetamol. Seperti yang dilansir dari alodokter.com, kondisi asidosis metabolik tersebut disebabkan ketidakmampuan ginjal dalam mengeliminasi asam berlebih dalam tubuh.

Dokter menggunakan ventilator untuk membantu pernapasan pada anak tersebut. Dua jam kemudian, kondisi balita itu memburuk dan mengalami koma karena adanya gejala gagal hati akut seperti detak jantung berdegup secara cepat, tekanan darah rendah, serta koagulopati atau gangguan pembekuan darah. Keadaan tersebutlah yang menyebabkan dokter menganjurkan transplantasi hati pada anak tersebut agar ia bisa bertahan hidup.

“Penggunaan parasetamol untuk anak memang harus hati-hati. Oleh karena itu, kami menyarankan orangtua terus berkonsultasi dengan tenaga medis ketika memberikan obat. Pastikan mengikuti instruksi yang sesuai, karena konsekuensinya tinggi apabila diberikan sembarang,” jelas Dokter Phan Hong Sang, dokter yang menangani anak laki-laki itu, seperti dilansir dari Kidspot.com.

Overdosis obat yang dialami oleh anak laki-laki bisa juga disebut dengan keracunan parasetamol yang dapat menyebabkan komplikasi kesehatan seperti gagal ginjal, pankreatitis, dan yang paling parah adalah kematian.

Yuk baca:  Sering Dapati Anak Sering Bengong,Inilah 4 Penyakit Yang Bisa terjadi No 3 Paling Serius...
  • Hal yang harus diperhatikan sebelum memberi parasetamol untuk anak

Parasetamol merupakan obat yang paling umum untuk mengobati sakit kepala, sakit perut, pilek, hingga demam. Obat ini memiliki dua bentuk, berupa sirup dan tablet. Namun, tidak semua anak bisa diberikan obat ini untuk mengobati masalah kesehatannya.

Dan berikut merupakan usia anak sudah mulai bisa mengonsumsi obat ini. Meski demikian, perlu diingat juga bahwa kondisi setiap anak berbeda, sehingga ada baiknya Anda berkonsultasi kepada tenaga medis terlebih dahulu. Usia yang disarankan di antaranya:

  • Obat berbentuk sirup atau cairan – Untuk anak 2 bulan ke atas
  • Tablet, termasuk obat tablet larut – Untuk anak 6 tahun
  • Dosis yang dianjurkan untuk anak

Dikutip dari National Health Service, berikut merupakan jumlah dosis obat yang disarankan untuk anak-anak:

Sirup bayi

Sirup bayi merupakan obat untuk anak usia di bawah 6 tahun. Obat sirup dengan berat 5ml biasanya mengandung 120mg parasetamol.Umur Takaran/dosis obat yang disarankan Waktu pemberian

  • 3 – 6 bulan 2,5ml Maksimal 4 kali dalam waktu 24 jam
  • 6 – 24 bulan 5ml Maksimal 4 kali dalam waktu 24 jam
  • 2 – 4 tahun 7,5ml Maksimal 4 kali dalam waktu 24 jam
  • 4 – 6 tahun 10ml Maksimal 4 kali dalam waktu 24 jam
  • Six Plus Syrup (Untuk usia 6 tahun ke atas)
  • Setiap 5ml dari obat ini mengandung 250mg.
  • Usia Takaran/dosis obat yang disarankan Waktu pemberian
  • 6 – 8 tahun 5 ml Maksimal 4 kali dalam waktu 24 jam
  • 8 – 10 tahun 7,5 ml Maksimal 4 kali dalam waktu 24 jam
  • 8 – 12 tahun 10 ml Maksimal 4 kali dalam waktu 24 jam

Catatan penting: Jangan memberikan obat pada anak dalam jarak waktu dekat selama 24 jam. Tunggu sekitar 4 jam terlebih dahulu untuk memberikan obat selanjutnya. Memberikan parasetamol atau jenis obat apa pun juga tentunya harus berdasarkan resep dokter, ya, Bun. Jadi, jangan sampai memberikan obat secara sembarang. Terutama jika anak Anda mengalami beberapa kondisi seperti:

Yuk baca:  Sudah Berhasil Turunkan Kolesterol Drastis, Ginjal dan Rambut Jadi Sehat Dengan Rendaman Air Mentimun Begini Caranya

Berat badannya cenderung kurang dibandingkan dengan anak-anak seusianyaMemiliki masalah hati atau pun ginjalSedang melakukan pengobatan epilepsi

Sedang mengonsumsi obat Tuberkulosis (TB) atau penyakit paru-paru yang disebabkan bakteri mycobacterium tuberculosis

Tengah megonsumsi obat penngencer darahMemastikan anak mendapatkan dosis yang tepat

Beberapa cara berikut bisa Parents ikuti agar Anda bisa lebih berhati-hati untuk memastikan pemberian obat yang tepat bagi anak:

  • Baca aturan pakai dalam label obat atau kemasan

Tahu dan paham kondisi kesehatan anak termasuk berat badannya (biasanya anak yang berat badan lebih rendah memerlukan dosis obat yang lebih sedikit)

Mengedukasi diri sendiri terkait obat-obatan yang diberikan kepada anakJika tidak yakin, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter

Para tenaga ahli medis juga harus lebih diedukasi agar lebih profesional dalam memberikan resep obat untuk pasien. Selain itu komunikasi dengan pasien juga harus terjalin dengan baik agar terhindar dari adanya salah paham informasi.

Semoga Parents lebih berhati-hati lagi dalam memberikan obat pada anak, agar kejadian overdosis serupa tidak terjadi lagi.

Demikianlah pokok bahasan Artikel ini yang dapat kami paparkan, Besar harapan kami Artikel ini dapat bermanfaat untuk kalangan banyak. Karena keterbatasan pengetahuan dan referensi, Penulis menyadari Artikel ini masih jauh dari sempurna, Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan agar Artikel ini dapat disusun menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan datang.

Dari Abu Mas’ud Radhiyallahu anhu berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Barangsiapa menunjukkan suatu kebaikan, maka ia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang melakukannya.” [HR. Muslim]

Jangan lupa like, share dan amalkan ya, semoga bermanfaat untuk kita semua