Wanita suka sepelekan, Begini Kejam di Balik Tas Mewah Hermes

Posted on

Ada yang menarik sebagian besar wanita siapa yang tidak tahu brand Hermes. Hampir banyak wanita khususnya kalangan atas sangat menyukai produk-produk mewah brand Hermes.

Dan bahkan produknya diburu untuk dijadikan investasi jangka panjang. Namun kamu harus tahu bagaimana cara produk mereka dibuat dengan melakukan penyiksaan terhadap hewan.

Tahun 2015, kekejaman terhadap hewan dalam pembuatan tas Hermes diungkap organisasi perlindungan hewan, PeTA (People for the ethical Treatment of Animals).

Salah seorang anggota yang menyamar berhasil mendapatkan bukti video kekerasan terhadap aligator dan buaya yang akan diambil kulitnya untuk dijadikan sejumlah produk merek asal Prancis itu.

Pengambilan gambar tersebut dilakukan di dua pabrik peternakan, yakni di kota Texas, Amerika Serikat dan negara Zimbabwe.

“Kami mengambil 42 ribu kulit setiap tahunnya. Jadi kami adalah produsen kulit buaya terbesar di dunia. Kami menyuplai perusahaan di Prancis yaitu Hermes,” ujar Direktur Operasional Padenga, Charles Boddy.

Dari video terlihat jika hewan-hewan malang itu dipelihara di lingkungan yang tidak sehat. Mereka disimpan di sebuah kolam dari beton yang airnya penuh dengan kotoran.

Tak hanya itu saja, kekejaman yang lebih parah terjadi saat mereka akan diambil kulitnya. Terlihat bila para buaya dan aligator langsung ditusuk dengan pisau dalam keadaaan yang sepertinya masih sadar.

Dikutip dari situs Mirror, hal tersebut dilakukan karena alat penyetrum yang biasanya digunakan untuk melumpuhkan mereka tidak bisa ditemukan.

“Orang-orang membayar ratusan poundsterling untuk aksesori itu, tapi reptil dalam pabrik yang kejam dan menjijikkan ini harus membayar harga yang paling nyata.

Pengungkapan PeTA terhadap penyediaan Hermes di Amerika Serikat dan Afrika mengungkapkan bahwa dalam setiap jam tangan Hermes dan tas Birkin berarti ada makhluk yang mengalami kehidupan menyedihkan,” kata direktur Peta, Mimi Bekhechi.

Yuk baca:  Bikin Penasaran Netizen Mie AYam Rp 2000 !! Inilah Penjelasan Rika Sang Penjual di Sragen

PeTA pun mengharapkan agar Hermes berhenti menggunakan kulit buaya sebagai material dari produknya. Namun jika tidak bisa, disarankan agar para pekerja memastikan bila hewan-hewan tersebut sudah mati sebelum disayat.

Terkait dengan tuduhan penyiksaan terhadap hewan tersebut, Hermes mengaku akan menindaklanjuti kasus ini jika terbukti ada yang menyalahi prosedur.

“Semua kulit yang digunakan Hermes bersumber dari peternakan di mana Hermes menuntut kondisi pertanian terbaik yang sesuai dengan peraturan internasional.

Aturan-aturan ini dibuat di bawah naungan PBB yang bermanfaat bagi perlindungan buaya. Hermes terus memverifikasi semua prosedur. Setiap oknum akan ditangani dan dikenakan sanksi,” jelas salah satu juru bicara Hermes.

Demikianlah pokok bahasan Artikel ini yang dapat kami paparkan, Besar harapan kami Artikel ini dapat bermanfaat untuk kalangan banyak. Karena keterbatasan pengetahuan dan referensi, Penulis menyadari Artikel ini masih jauh dari sempurna, Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan agar Artikel ini dapat disusun menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan datang.