Terungkap Bocah Diculik di Lumajang Ternyata Karena Takut PR Matematika…

Posted on

Ada Cerita Menarik dari RA bocah berumur 10 tahun siswa kelas iV SD di Lumajang menjadi perbincangan publik. RAF mengaku diculik tiga orang pria akhir pekan lalu saat hendak pergi ke sekolah.

Ceritanya ada Tiga pria itu hendak membawa RA ke dalam mobil, tapi bocah itu memberontak dan kabur. RA lalu pulang ke rumah dan menceritakan pengalamannya ke ayahnya.

Ayah RA kemudian bercerita di akun media sosialnya serta di sejumlah grup chat soal kejadian yang dialami putranya. Cerita ayah RA viral, publik memuji bocah itu yang berani kabur. Kemudian, publik membincangkan kerawanan di Lumajang terkait penculikan.

Pihak kepolisian yang dilaporkan kasus percobaan penculikan itu bergerak melakukan penyelidikan.

“Namun setelah ditelusuri oleh Kepala Sekolah SD (tempat RA bersekolah) beserta petugas dari Mapolres Lumajang, ternyata kejadian tersebut hanyalah karangan dari sang anak belaka.

Dirinya takut kepada salah satu guru lantaran tak mengerjakan PR Matematika,” jelas Kapolres Lumajang AKBP Muhammad Arsal Sahban dalam keterangannya, Senin (26/8).

Pihak kepolisian dan sekolah kemudian memanggil orangtua RA. Dalam pertemuan di sekolah, orangtua RA meminta maaf.

“Ayah korban hanya tersipu malu seraya meminta maaf berkali-kali kepada para tetangga maupun ke sesama wali murid,” tambah dia.

Menurut Arsal kasus ini murni terjadi karena kurangnya pengawasan orangtua terhadap anak, sehingga sang anak dengan tak bertanggung jawab membuat karangan cerita kalau dia selamat dari penculikan.

“Jika hal ini dibiarkan, bisa saja anak tersebut akan terus suka berbohong sampai dewasa nanti. sangat dibutuhkan peran orangtua dan guru sebagai pendidik untuk mengajarkan budi pekerti tentang kejujuran kepada anak didiknya,” terang Arsal.

Yuk baca:  Nggak perlu merasa malu ataupun tidak enak, Menagih Hutang adalah Kewajiban Penting

Sementara menurut Kasat Reskrim Polres Lumajang AKP Hasran Cobra, kasus tersebut diselesaikan dengan cara kekeluargaan. Dalam kasus tersebut, tidak ada yang menuntut lantaran tidak ada yang merasa dirugikan.

“Orangtua dari anak tersebut telah berjanji di depan kepala sekolah dan juga anggota Polres Lumajang untuk lebih mendidik serta siap bertanggung jawab jika hal serupa muncul di kemudian hari,” ungkap pria yang juga menjabat sebagai Katim Cobra tersebut.

Demikianlah pokok bahasan Artikel ini yang dapat kami paparkan, Besar harapan kami Artikel ini dapat bermanfaat untuk kalangan banyak. Karena keterbatasan pengetahuan dan referensi, Penulis menyadari Artikel ini masih jauh dari sempurna, Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan agar Artikel ini dapat disusun menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan datang.