Ibu muda Tanpa Lengan Tangan

Jangan Diremehkan ibu Muda Tanpa Lengan tangan Rawat Anak dan Lawan Depresi Begini Kisahnya

Posted on

Ibu Muda Tanpa Lengan tangan – Ketika seorang Menjadi ibu baru tentu bukan hal mudah, juga punya cerita mengharukan bahkan tak terlupakan. Seorang ibu muda asal India bernama Anika (nama disamarkan), menceritakan pengalaman sebagai ibu baru dan perjuangannya yang ekstra lantaran satu tangannya diamputasi.

Singkat cerita, ketika berusia 12 tahun, Anika tersengat listrik saat bermain dan tangan kanannya harus diamputasi. Ia juga menjalani lebih dari 40 kali operasi pada kedua lengannya.

“Itu menghambat segalanya, dari menulis, mengenakan seragamku, hanya berjalan di luar. Tidak ada tamasya yang lengkap tanpa orang asing menatap,” katanya, dikutip dari Facebook Humans of Bombay, Rabu (8/7/2020).

Untungnya, seiring waktu, Anika mulai melakukan hal-hal sendiri dan merasa lebih percaya diri dengan lengannya. Di usia 25, ia menikahi teman kampusnya, yang tidak pernah melihatnya sebagai orang yang kekurangan.

Setelah lima tahun menikah, mereka memiliki putri, Meher. Itu adalah hari paling bahagia dalam hidup Anika. Tetapi selama 3 bulan ke depan, Anika merasa hidupnya berubah total.

“Saya hampir tidak bisa memegang Meher, seseorang selalu harus menyerahkannya kepada saya. Saya tidak bisa mengganti popoknya, dan saya bahkan tidak menghasilkan susu yang cukup untuk memberinya makan. Saya merasa seperti ibu yang buruk. Saya gagal melakukan hal-hal paling mendasar untuk bayi saya,” ujarnya.

“Bahkan tubuh saya berubah. Saya memiliki p4yud4ra yang kendor, perut yang membuncit dan bertambah 10 kilogram. Saya merasa jelek dan mudah tersinggung,” lanjut Anika.

Sejak itu, Anika terjaga sepanjang malam, mudah sakit hati dan berkelahi dengan suami dan ibunya. Ia juga sering memberitahu keluarga bahwa mereka tak mengerti apa yang Anika alami.

Yuk baca:  Pemilu Serentak Sudah Berakhir, Yuk Perbaiki Hubungan dengan Kerabat yang Sempat Renggang

Yang bisa Anika pikirkan adalah hidup tidak akan pernah sama lagi. Anika tahu ia mengalami depresi pascapersalinan, meskipun ia tidak didiagnosis.

“Segalanya mulai membaik dua bulan kemudian. Meher tumbuh lebih besar, jadi saya merasa lebih percaya diri memegangnya. Saya bahkan mulai mencoba mengganti popoknya,” kata Anika.

Untuk mengatasi stres, ia minta pada suami untuk pergi menonton film baru dan jalan-jalan dengan suami dan teman-temannya di malam hari, setelah Meher tidur.

Setelah tujuh bulan berlalu, ia mengaku masih mengalami perubahan suasana hati. Namun, putranya yang membuatnya kembali bahagia. Ia pun tak sabar menunggu pandemi Corona berakhir untuk bisa berwisata bersama keluarga kecilnya.

“Keibuan itu indah, tidak diragukan lagi, tetapi tidak selalu menyenangkan. Tubuh kita berubah, hidup kita berubah. Tetapi satu hal yang tetap konstan adalah cinta, dan itu selalu menarik kita,” kata Anika.

Sementara itu, netizen ramai-ramai memberikan dukungan dan cinta untuk Anika. Rata-rata dari mereka mengalami hal serupa.

“Saat anak usia 14 bulan, saya meragukan diri saya sendiri dan mengalami kehancuran juga. Rasa bersalah ibu sudah tertanam dalam diri kita dengan generasi keyakinan bahwa ibu bisa melakukan semuanya. Anda sempurna dalam segala hal di mata anak Anda. Anda akan segera mendengar dia mengatakannya kepada Anda … banyak cinta untuk kalian berdua,” kata netizen dangen akun Prachee Palekar.

“Menjadi ibu adalah apa yang Anda definisikan. Jangan melihat standar masyarakat yang ditetapkan dan menganggap diri Anda kurang. Tidak ada yang disebut ibu yang buruk. Itu hanya perspektif Anda. Anda bekerja dengan baik sebagai seorang ibu dan Meher pasti akan memberi tahu Anda suatu hari bahwa Anda adalah ibu terbaik! Dia tidak mungkin berdoa untuk yang lebih baik. Mengirim cinta,” tulis akun Gurpreet Kaur Bhumra.

Yuk baca:  Untuk Ringankan Beban Covid 19 Ada Wacana Siswa SMA tak wajib Seragam Sekolah Selama Satu tahun, Setuju ?

Ya, menjadi ibu baru memang tidak mudah. Tapi dengan keterbatasan yang dimiliki, Anika berusaha menjalankan perannya sebagai ibu yang baik.

Demikianlah pokok bahasan Artikel ini yang dapat kami paparkan, Besar harapan kami Artikel ini dapat bermanfaat untuk kalangan banyak. Karena keterbatasan pengetahuan dan referensi, Penulis menyadari Artikel ini masih jauh dari sempurna, Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan agar Artikel ini dapat disusun menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan datang.